Ada banyak sekali mitos, kesalahpahaman, serta kebohongan lama tentang virus dan security yang terkadang sulit dimengerti oleh pengguna komputer. Berikut ini adalah 7 mitos dan kesalahpahaman tentang virus dan security yang seringkali terjadi:
Mitos 1: Firewall Melindungi Komputer dari Virus
Banyak yang mengira bahwa Firewall akan melindungi komputer mereka dari virus. Sayangnya hal ini tidaklah benar. Firewall tidak melindungi komputer dari virus, trojan, ataupun spyware. Firewall hanya melindungi komputer dari berbagai aktivitas dan pertukaran data yang mencurigakan melalui network.
Satu-satunya tipe malware yang bisa ditangkal oleh Firewall adalah worm yang memang tersebar melalui jaringan network. Jadi jangan harap Firewall bisa melindungi komputer dari serangan virus yang tersebar melalui flashdisk dsb.
Tetapi Firewall sangat bermanfaat untuk mengamankan jaringan network yang kita gunakan. Jadi pastikan kamu selalu mengaktifkan Firewall kamu, apalagi saat terhubung dengan koneksi internet umum seperti di cafe, hotspot area, dsb. PG sudah pernah membahas tentang 8 Firewall terbaik yang bisa kamu dapatkan secara gratis.
Mitos 2: Virus Bisa Merusak Hardware
Yup benar! Virus tidak akan bisa merusak hardware secara fisik. Tentu saja ada beberapa virus kejam seperti CIH yang mampu menginfeksi BIOS. Tetapi hardwarenya sendiri tidak akan rusak atau terpengaruh. Komputer yang BIOS-nya terserang virus memang akan kacau dan tidak bisa menyala sama sekali. Tetapi hal itu bisa diperbaiki dengan memprogram ulang BIOS-nya atau menggantinya dengan BIOS yang baru.
Rumor bahwa virus bisa membuat hardware hancur atau meledak tidaklah benar.
Mitos 3: Komputer yang Sering Error Pasti Terserang Virus
Komputer yang sering error, muncul berbagai notifikasi warning, dsb seringkali dianggap terkena virus. File bisa corrupt dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan virus; entah itu karena bug software, bad sector di hardisk, kesalahan memory, bahkan adanya konflik dengan software antivirus.
Mitos 4: Install Ulang Windows bisa Membereskan Semuanya
Tidak terhitung banyaknya teman PG yang menginstall ulang Windows setelah komputernya terinfeksi virus. Biasanya mereka menginstall ulang drive C, dan datanya terletak di drive lainnya. Ada pula yang menginstall ulang total, kemudian mengcopy lagi datanya yang telah dibackup.
Walaupun dalam banyak kasus hal ini cukup efektif untuk menyembuhkan komputer yang terserang virus, tetapi sebenarnya install ulang tidak serta merta bisa membereskan semuanya.
Install ulang hanya akan mematikan virus yang telah aktif dan menginfeksi sistem operasi, tetapi “bibit” virus mungkin masih tersebar di data, dokumen, dan drive lainnya. Bibit virus yang masih tersisa ini berpotensi untuk aktif dan menginfeksi komputer lagi.
Untuk memastikan komputer kamu bersih setelah install ulang, pastikan kamu melakukan scanning semua data dan dokumen yang tersisa, lalu aktifkan fitur real-time protection yang biasanya sudah ada di setiap software antivirus.
Mitos 5: Antivirus Selalu Benar
Ketika antivirus menemukan berbagai virus, tanpa ba-bi-bu lagi biasanya kita langsung membersihkan virus yang ditemukan tersebut. Kita selalu beranggapan bahwa antivirus selalu benar. Apa yang ditemukan sebagai virus, ya memang virus dan harus dibersihkan.
Pemahaman ini tidaklah benar. Setiap antivirus memiliki keterbatasan sehingga bisa melakukan false positive (salah deteksi). Masih ingatkah kasus Antivirus McAfee yang setelah update membuat komputer restart terus menerus?
Hal ini dikarenakan update McAfee terbaru saat itu menghapus svchost.exe, salah satu Windows Process yang sangat penting. Dihapusnya process ini oleh antivirus McAfee menyebabkan kinerja Windows tidak normal dan menjadi restart terus menerus. Walaupun McAfee segera memperbaiki kesalahan ini beberapa waktu kemudian, namun ini cukup membuktikan bahwa antivirus tidak 100% benar. Kemungkinan terjadinya false positive akan selalu ada di setiap produk antivirus.
Jadi jika kamu ingin menginstall software tertentu, dan kemudian antivirus berusaha mematikannya. Janganlah langsung menganggap bahwa software itu virus. Lihat dahulu review dari berbagai pengguna lainnya, siapa tahu itu hanya kesalahan deteksi dari si Antivirus.
Mitos 6: Blue Screen of Death (BSOD) Disebabkan oleh Virus
BSOD adalah tampilan Windows yang tiba-tiba berubah menjadi biru, disertai berbagai tulisan yang menjelaskan error yang terjadi. Walaupun beberapa virus memang bisa menyebabkan BSOD, tetapi kebanyakan BSOD tidaklah disebabkan oleh virus.
BSOD sebagian besar disebabkan oleh driver yang buruk dan masalah hardware. Kamu bisa melihat penyebab BSOD dengan menggunakan software BlueScreenView
Mitos 7: Hanya Windows yang Bisa Terserang Virus
Sebagian besar virus memang diciptakan untuk menghasilkan uang bagi pembuatnya. Karena itu tidaklah mengherankan jika Windows sebagai platform paling populer, menjadi target utama dari para pembuat virus. Tetapi bukan berarti hanya Windows yang bisa terkena virus. Seiring dengan popularitas Mac OS dan Linux, akhirnya ada juga virus yang menyerang kedua sistem operasi tersebut.
Itulah ke-7 mitos seputar virus dan security yang seringkali PG temui. Apakah kamu punya koleksi mitos lainnya? Silahkah bagikan di kolom komentar PG dibawah ini.