Tidur merupakan kondisi tubuh yang unik, karena seseorang bisa melalui malam hari tanpa ada rasa butuh makan, minum, buang air kecil atau buang air besar. Meski pada orang yang sudah lanjut kadang harus terbangun untuk buang air kecil.
Meski begitu sistem saraf otonom tetap aktif saat tidur, hal ini untuk membantu seseorang tetap bernapas, mempertahankan detak jantung dan sistem pencernaan. Fungsi ini akan bekerja secara otomatis di luar kendali kesadaran.
Sementara itu otot sphincter yang mengelilingi dubur akan dikendalikan secara hati-hati, termasuk kontrol otonom sphincter anal. Hal ini untuk mencegah pelepasan kotoran atau feses serta gas ketika sedang tidur.
Oleh karena itu kemungkinan seseorang hanya buang gas ketika kontrol sphincter dalam keadaan sadar atau transisi ke kondisi terjaga yang membuat seseorang bisa membuka lubang anal. Jadi pada umumnya tidak mungkin seseorang buang gas selama tidur, seperti dikutip dari About.com, Jumat (8/6/2012).
Rektum adalah bagian tubuh yang sensitif, karena orang bisa merasakan apakah bagian bawah dari sigmoid colon (rectal vault) berisi udara, kotoran atau cairan. Umumnya seseorang akan mengenali sensasi ini dan merespons kebutuhan tubuh saat terjaga, karena itu banyak orang yang butuh buang gas saat bangun di pagi hari.
Jadi kentut di pagi hari terjadi karena orang perlu melakukannya. Sepanjang malam bakteri sehat bekerja di usus untuk membantu mencerna makanan dan menciptakan gas. Namun gas ini akan terakumulasi dan tidak mungkin dilepaskan ketika seseorang mempertahankan penutupan sphincter anal. Saat terbangun orang baru sadar bahwa ia harus mengeluarkan gas tersebut.
Tapi pada kondisi tertentu bisa saja orang kentut saat tengah tidur, hal ini biasanya terjadi ketika seseorang benar-benar dalam keadaan mengantuk, sehingga tidak sepenuhnya sadar dan terjaga tapi juga tidak sepenuhnya tidur
.
0 komentar:
Posting Komentar