1 Mei 2012

Dinamika Agama Buddha di China



CHINA

       Kemaharajaan Cina mengalami kemunduran setelah keruntuhan dinasti Han yang terjadi pada awal abad III Masehi. Ajaran Kong Hu Chu  mulai memudar dan agama Buddha mulai mendapat perhatian masyarakat.
   Agama Buddha berkembang di Cina sekitar abad ke-2 sebelum masehi melalui asia tengah dan mulai berpengaruh pada masa Kaisar Ming (58-75 SM). Pada tahun 147 M seorang Bhikkhu dari asia tengah bernama Lokaraksha telah menetap di Loyang, ibu kota dinasti Han. Pada abad ke-2, ke-3 dan ke-4 banyak bhikkhu dari India datang ke Cina dan menyalin berbagai Sutra dan Sastra kedalam bahasa Cina. Pada tahun 399 SM seorang bhikkhu dari Cina bernama Fa Hien bersama rombongan yang berjumlah 10 orang datang ke India melalui jalan darat untuk mempelajari agama Buddha. Pada tahun 413 ia pulang melalui jalur laut dan singgah di Sriwijaya (Sumatra) dan Jawa. Dua setengah abad setelah Fa Hien juga banyak bhikkhu dari Cina yang pergi ke India. Menjelang abad ke-7 bhikkhu dari Cina bernama Huan Tsang melakukan kunjungan ke India dan catatan kunjungannya menjadi salah satu sumber sejarah sampai kini.




*     Aliran Agama Buddha Yang Mula-Mula  Di Cina
1.    Theravada
       Aliran Theravada merupakan aliran yang mula-mula berkembang di Cina. Terbagi menjadi tiga aliran:
  1. Cheng-shih (di India bernama Sautrantika)   
Yang berpendirian bahwa Dharma dan kehidupan hanya maya realitas. Berkembang sampai abad ke-6, kemudian mengalami kemunduran, serta pada abad ke-8 ditelan aliran San-lun (Mahayana).
  1. Chu-she (di India bernama Vaibashika)
Berpendirian bahwa Dharma dan kehidupan ini mempunyai realitas. Berkembang sampai abad ke-7 dan kemudian ditelan aliran Mahayana.
  1. Lu
Aliran ini mempertahankan tata tertib yang ketat bagi kehidupan Sangha berdasarkan Vinaya Pitaka.
             Ketiga aliran ini tidak berumur lama karena dikalahkan oleh pengaruh aliran Mahayana.
2.      Mahayana
            Dalam aliran Mahayana di Cina terdapat tujuh aliran besar yaitu:
  1. aliran San-lun
  2. aliran Wei-shih
  3. aliran Tien-tai
  4. aliran Hua-yen       
  5. aliran Chan     
  6. aliran Ching-tu        
  7. aliran Chen-yen
1.  Aliran San-lun
            San-lun bermakna: Tiga Sutra. Aliran ini berdasarkan tiga Sutra yang disalin oleh Kumarajiva kedalam bahaa Cina. Dua buah diantaranya adalah karya Nagarjuna dan sebuah lagi karya muridnya yang bernama Deva.
2.  Aliran Wei-shih
            Wei-shih bermakna: hanya kesadaran. Di India aliran ini bernama Vijnanavada yang didirikan oleh Asanga. Aliran ini belakangan dikenal dengan nama aliran Fahsiang (Dharmakarya) yang didirikan oleh Huan Tsang (566-664 SM). Huan Tsang melawat ke India dan setelah kepulangannya beliau giat melakukan penyalinan karya-karya kaum Vijnanavada terutama karya Dhammapala yang berjudul Vijnapti-Matrata-Siddhi. Semenjak itu aliran ini lebih dikenal dengan nama aliran Wei-shih.
3.  Aliran Tien-tai
            Di Jepang aliran ini disebut Nichiren. Pada mulanya aliran ini mendasarkan ajaranya pada Saddharmapundarika Sutra. Tetapi, penafsiran dari karya tersebut yang diberikan oleh Chih-kai menjadi pegangan utama.
Pada masa ini agama Buddha memperlihatkan dua ciri, di bagian selatan mengutamakan pembahasan yang bersifat rasional dan filosofis, dan di utara mengutamakan kepercayaan dan penghormatan terhadap tata tertib.
4.  Aliran Hua-yen
            Aliran Hua-yen bermakna: Kalungan bunga. Aliran ini berdasarkan Avatamsaka Sutra, sebuah karya dari India utara. Aliran ini mula-mula dibangun oleh Tua-shun (557-640 M) kemudian dikembangkan dan disempurnakan oleh Fa-tsang (643-712 M). Pokok ajaran utamanya yaitu Kausalitas Universal (sebab-akibat universal).
5.  Aliran Ching-tu
            Biasa juga disebut aliran Sukhavati yang didasarkan pada Sukhavati-Vyusha-Sutra. Yang mengajarkan kesenangan di dunia  ini tidak berarti bila dibandingkan dengan kesenangan di alam Sukhavati, Sukhavati dikuasai oleh Buddha Amitabha. Para pengikut aliran Ching-tu lebih mengutamakan Samatha (ketenangan batin).
6. Aliran Chan
Di India dikenal dengan nama Dhyana dan di Jepang Zen, Dhyana bermakna: meditasi. Menurut aliran ini Buddha Gotama tidak memberikan ajaran tertinggi dan ilmu tertinggi pada siapapun juga kecuali pada murid utamanya yaitu bhikkhu Mahakassapa yang dipandang sebagai bhikkhu pertama dan bhikkhu Mahakassapa hanya mewariskan hikmat rahasia kepada penggantinya secara turun-temurun hingga 27 orang bhikkhu. Bhikkhu yang ke-8 bernama Bodhidharma yang meninggalkan India berlayar ke Cina dan berdiam selam 9 tahun di Vihara Saolin, serta menunjuk bhikkhu Hui-ke sebagai penggantinya. Secara berurutan Bhikkhu Hui-ke digantikan oleh  Sengcan, Daoxin, Hong-ren, dan Hui-neng.
7. Aliran Chen-yen
Chen-yen bermakna: kata yang benar. Aliran ini berpendirian bahwa alam semesta ini berisikan tiga misteri yaitu: pikiran, bicara, dan buatan. Seluruh alam lahir yang merupakan penjelmaan pikiran dan buatan adalah manifestasi dari Buddha Matahari. Hal ini karena adanya pengaruh mitologi Yunani. Orang Yunani pada saat itu memuja dewa matahari.

0 komentar:

Posting Komentar