Tipitaka adalah
tiga keranjang atau tiga kelompok ajaran dari Sang Buddha, yaitu:
Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka dan
Abhidhamma Pitaka. Sejarah Tipitaka tidak dapat lepas dari konsili.
Sejarah konsili.
Setelah Sang
Buddha mencapai Parinibbana, bhikkhu Subhadda dan beberapa bhikkhu yang lain
merasa bebas untuk berbuat apa saja yang mereka kehendaki, karena mereka merasa
tidak ada lagi orang yang akan menegur atau melarangnya bila mereka melakukan
pelanggaran vinaya. Melihat keadaan ini maka Arahat Maha Kassapa merasa perlu
mengumpulkan Dhamma demi keamanan, keutuhan dan kemurnian Dhamma yang diajarkan
oleh Sang Buddha agar tidak timbul perselisihan di kemudian hari dintara para
pengikutnya. Kemudian Arahat Maha Kassapa atas bantuan Raja Ajatasattu dari
Magadha, memilih dan mengundang 499 Arahat untuk mengumpulkan ajaran Sang
Buddha dalam suatu konsili.
Kansili pertama.
Konsili pertama
diadakan di Gua Sattapanni dekat Rajagaha, Magadha, India. Dipimpin oleh arahat Maha
Kassapa yang berlangsung selama 7 bulan dan dihadiri oleh 500 orang arahat,
tiga bulan setelah Sang Buddha Parinibbana ( 543 S.M ). Hasil konsili pertama
ini adalah :
1. Penyusunan Vinaya dibawah
pimpinan Arahat Upali.
2. Penyusunan Dhamma dibawah
pimpinan Arahat Ananda.
3. Penyelesaian gugatan terhadap
Bhante Ananda.
4.Hukuman untuk Bhikkhu Channa yaitu
dikucilkan dari masyarakat Bhikkhu
(Brahmadanda).
Konsili kedua.
Konsili kedua
diadakan 100 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana ( 443 S.M ), di kota Vesali,
India. Atas
bantuan Raja Kalasoka, yang dihadiri 700 Bhikku baik yang telah arahat dan juga
yang belum arahat. Di adakannya konsili kedua ini karena ada sekelompok Bhikkhu
dari Vesali yang merubah peraturan Vinaya yang mereka anggap sebagai peraturan
yang kecil. Hasil keputusan konsili kedua ini menyatakan bahwa Bhikkhu-bhikkhu
Vesali telah menyimpang dari Vinaya dan Vinaya tetap tidak dirubah.
Konsili ketiga.
Konsili ketiga
diadakan kira-kira 249 S.M, di kota Pataliputta,
Asoka, India, pada masa pemerintahan Maharaja
Asoka Wardhana. Berlangsung selama 9 bulan, yang dihadiri oleh 1000 orang
Arahat dan dipimpin oleh Moggaliputta Tissa. Pada konsili ketiga ini dibahas
juga masalah Abhidhamma, maka hasil konsili ketiga ini kitab suci Agama Buddha
menjadi lengkap yaitu Vinaya, Sutta dan Abhidhamma, namun belum ditulis dalam
buku. Dan setelah konsili ketiga ini, Maharaja Asoka Wardana mengirim putranya
Arahat Mahinda untuk pergi ke Srilanka.
Konsili keempat
Konsili
keempat dilaksanakan di Alu Vihara,
Srilanka, dimasa pemerintahan Raja Vatta Gamanabhaya ( 101-77 S.M ), dihadiri
oleh 500 orang Bhikkhu terpelajar, dibawah pimpinan Rakkhita Mahathera yaitu
murid dari Arahat Mahinda, hasil dari konsili keempat ini adalah ditulisnya
kitab suci Tipitaka pada daun lontar.
Konsili kelima.
Konsili kelima
diadakan di Mandalay, Myanmar, pada tahun 1871, konsili ini didukung oleh Raja
Mindonmin, yang dihadiri oleh 2400 Mahathera dan Acariya yang terpelajar,
berlangsung selama 5 bulan di istana kerajaan. Hasil konsili kelima ini adalah
Tipitaka dicatat dalam 729 buah lempengan marmer.
Konsili keenam.
Konsili keenam
diadakan di Yangoon, Myanmar, pada bulan mei 1954 dan
selesai pada purnama sidhi di bulan waisak 1956, yang merupakan 2500 tahun
Parinibbana Sang Buddha. Tahun ini dipandang sebagai tahun kebangkitan kembali
agama Buddha di dunia. Konsili ini dihadiri oleh Bhikkhu terpelajar dari
berbagai negara, terutama dari negara India, Srilanka, Nepal, Kamboja,
Thailand, laos dan Pakistan.
VINAYA
PITAKA
Vinaya Pitaka
ialah kelompok peraturan disiplin dan prosedur pelaksanaan Sangha. Terdiri atas
21.000 Dhammakkhandha ( Pokok Dhamma ). Selama 20 tahun sangha didirikan, tidak
ada pelanggaran parajika maupun sanghadisesa, semua anggota sangha telah
mencapai tingkat kesucian, kesucian yang paling rendah adalah pemenang arus,
yaitu orang yang telah mencapai Magga dan hasil pertama, sehingga tidak perlu
ada peraturan yang berkenaan pelanggaran serius. Tetapi setelah 20 tahun sangha
berdiri terjadi pelanggaran-pelanggaran yang menuntut perlunya ditetapkan
peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran tersebut.
Vinaya Pitaka
terdiri dari 5 buku yaitu :
1. Pārājika Pāli.
2. Pācittiya Pāli.
3. Mahāvagga Pāli.
4. Cūlavagga Pāli.
5. Parivāra Pāli.
Parajika
Pali
Parajika Pali
berisikan penjelasan tentang peraturan penting berkenaan dengan Parajika dan Sanghadisesa, juga
dijelaskan tentang Aniyata dan Nissaggiya.
Pacittiya
Pali.
Pacittiya Pali
berisikan peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni tentang
Pacittiya, Patidesaniya, Sekhiya, Adhikarana Samatha.
Mahavagga
Pali.
Mahavagga Pali
berisikan tentang Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, menemukan Paticca
Samuppada, kotbah Dhamma Cakkhappavatthana sutta dan Anattalakkhana Sutta
kepada lima Bhikkhu, Yasa yang minta perlindungan kepada Sang Buddha dan
menerima ajaran-Nya, Sang Buddha mengirim 60 Arahat sebagai Dhammadutta,
penerimaan Sariputta, Moggallana, Maha Kassapa, Ananda, Upali dan Angulimala
menjadi anggota sangha, peraturan upasampada, prosedur pertemuan Sangha pada
hari Uposatha, peraturan pelaksanna Vassa, peraturan mengenai pelaksanaan
Kathina.
Culavagga
Pali.
Culavagga Pali
berisikan tentang peraturan institusi atau fungsi Sangha yang di sebut
Sanghakamma, peraturan untuk pelanggaran sanghadisesa, peraturan mengenai
mandi, pakaian, temapat tinggal, perabot, memperlakukan para Bhikkhu yang
berkunjung, tugas-tugas para guru dan calon bhikkhu, Devadatta yang dikeluarkan
dari anggota sangha dan tiga usaha Devadatta untuk membunuh Sang Buddha dan
memecah belah sangha, Mahapajapati meminta izin untuk masuk kedalam anggota
sangha, dan tentang konsili pertama dan kedua.
Parivara
Pali.
Parivara Pali
digunakan sebagai buku pedoman yang disusun dalam bentuk Tanya jawab untuk
melakukan penelitian analisis Vinaya Pitaka, penjelasan mengenai
peraturan-peraturan untuk mengendalikan dan mengatur perilaku anggota sangha,
petunjuk membentuk pengadilan sangha untuk menyelesaikan perselisihan dalam
vihara.
Peraturan-peraturan
bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni.
Bhikkhu Bhikkhuni
1. Parajika
4 8
2. Sanghadisesa
13 17
3. Aniyata
2 -
4. Nissaggiya Pacittiya 30 30
5. Suddha Pacittiya 92 166
6. Patidesaniya 4 8
7. Sekhiya 75 75
8. Adhikaranasamatha 7 7
227 311
SUTTA
PITAKA.
Sutta Pitaka
ialah kumpulan kotbah secara keseluruhan yang disampaikan oleh Sang Buddha pada
berbagai kesempatan. Terdiri atas 21.000 Dhammakkhandha (kelompok Dhamma).
Sutta Pitaka
terdiri dari lima
kelompok yaitu :
1. Dīgha Nikāya.
2. Majjhima Nikāya.
3. Samyutta Nikāya.
4. Ańguttara Nikāya.
5. Khuddaka Nikāya.
I. Digha Nikaya.
Ialah kumpulan
kotbah panjang Sang Buddha, terdiri dari 34 kotbah panjang, yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu :
A. Silakkahandha Vagga / Bagian moralitas,
memuat 13 sutta yaitu :
1. Brahmajala sutta.
Kotbah Sang Buddha
kepada para bhikkhu, tentang cula sila, majjima sila, maha sila, 62 pandangan salah yang bersumber
pada pandangan Eternalisme dan Nihilisme.
2. Samannaphala sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Raja
Ajjatasattu, tentang manfaat dari kehidupan seorang Samana.
3. Ambatta sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Ambatta
murid dari Brahmana Pokkharasadi, tentang Ambatta yang sombong dan merendahkan
Sang Buddha karena ia berasal dari kasta Brahmana, Sang Buddha menjelaskan
bahwa nenek moyang Ambatta adalah berasal dari seorang pelayan suku Sakya.
4. Sonadanda sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada
Brahmana Sonadanda, tentang kriteria seorang Brahmana.
5. Kutadanta sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada
Brahmana Kutadanta, tentang upacara korban.
6.Mahali sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Mahali
Otthaddha, tentang Sunakkhatta yang mencapai mata dewa kemudian meninggalkan
ajaran Sang Buddha, penjelasan Sang Buddha tujuan utama memperaktekan kehidupan
suci yaitu mencapai kesucian.
7. Jaliya sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Mundiya
dan Jaliy, tentang apakah jiwa dan jasmani itu.
8. Mahasihanada Sutta.
Kobah Sang Buddha Kepada petapa
telanjang Kassapa, tentang definisi seorang brahmana dan samana sejati.
9. Potthapada sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada
Potthapada, tetang bagaimana kesadaran menjadi lenyap.
10. Subha sutta.
Kotbah B. Ananda kepada pemuda
Subha, tentang Dhamma yang dipuji dan Dhamma yang dianjurkan oleh Sang Buddha
yaitu : Moralitas, konsentrasi dan pengetahuan.
11. Kevatta sutta.
Kotbah Sang Buddha, tentang 3
mukjizat yaitu ; iddhi patihariya ( ilmu sihir ), adesana patihariya (
guna-guna cintamani ), anusasani patihariya ( praktek Dhamma ).
12. Lohicca sutta.
Kotbah tentang 3 guru tercela dan
1 guru yang terpuji.
13. Tevijja sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada
Vasettha dan Bharadvaja, jalan yang benar menuju alam Brahma.
B. Mahavagga pali / bagian besar,
memuat 10 Sutta :
1. Mahapadana sutta.
Kotbah tentang 7 Buddha terakhir
dan penjelasan lengkap tentang Buddha Vipassi.
2. Mahanidana sutta.
Kobah Sang Buddha kepada B.
Ananda, tentang konsep Paticcasamuppada.
3. Mahaparinibbana sutta.
Sutta terpanjang di Digha Nikaya
yang terbagi 6 Bab, yang terjadi di tahun terakhir kehidupan Sang Buddha.
4. Mahasudassana sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada B.
Ananda, tentang masa lalu Kusinara tempat beliau parinibbana, adalah sebuah
ibukota kerajaan besar.
5. Janavasabha sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada B.
Ananda, tentang Raja Bimbisara yang terlahir menjadi Dewa Janavasabha.
6. Mahagovinda sutta.
Kotbah Sang Buddha tentang
Boddhisatta Mahagovinda yang mengajarkan ajaran hanya untuk sampai ke alam
Brahma.
7. Mahasamaya Sutta.
Sang Buddha bersama 500 Arahat di
hutan Mahavana di Kavilavatthu dikunjungi oleh dewa dan Brahma dari 10.000
cakkavala, dan Sang Buddha menjelaskan satu persatu nama-nama dewa tersebut
kepada para Bhikkhu.
8. Sakkapanha sutta.
Tentang pertanyaan Dewa sakka dan
Sang Buddha menjelaskan dua hal : perbuatan baik yang harus dikembangkan dan
perbuatan tidak baik yang tidak boleh dikembangkan.
9. Mahasatipatthana sutta.
Tentang 4 landasan kesadaran (
Meditasi Vipassana ).
10. Payasi Sutta.
Pertanyaan Raja Payasi kepada
Bhikkhu kumara Kassapa, tentang tidak adanya alam kehidupan setelah kematian,
tidak ada makhluk yang lahir tanpa rahim ibu, tidak ada perbuatan yang
berakibat. Dijawab dengan perumpamaan-perumpamaan.
C. Pathika Vagga Pali
/ 11 kotbah yang lebih pendek dengan
bebagai ciri.
1. Pathika sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada petapa
pengembara Bhaggava-gotta, tentang Sunakkhatta murid Sang Buddha yang
meninggalkan kehidupan suci karena Sang Buddha tidak menunjukan kemampuan batin
dan penjelasan konsep asal mula segala sesuatu diciptakan oleh Brahma.
2. Udumbarika sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada petapa
pengembara Nigrodha yang salah dalam melakukan petapaan, tetapi mereka tidak
menanggapi nasehat Sang Buddha.
3. Cakkavatti sutta.
Tentang kisah Raja Dalhanemi yang
memerintah sesuai dengan Dhamma. Tentang kemerosotan moral hingga usia manusia
hanya 10 tahun. Tentang munculnya Buddha metteyya.
4. Agganna sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Vasetta
dan Bharadvaja, tentang asal mula manusia dan terbentuknya kasta.
5. Sampasadaniya sutta.
Tentang pujian-pujian B.
Sariputta kepada Sang Buddha dalam mengajarkan Dhamma.
6. Pasadika sutta.
Tentang kematian Nigantha
Nataputta, dan perpecahan diantara siswanya.
7. Lakkhana sutta.
Kotbah tentang 32 ciri tubuh
manusia besar ( Maha Purissa ).
8. Sigalavada sutta.
Nasehat Sang Buddha kepada pemuda
Sigala, tentang penghormatan 6 arah, sebab-sebab keruntuhan, mencari sahabat
yang baik.
9. Atanatiya sutta.
Raja surga mengajarkan Atanatiya
Parita.
10. Sangiti sutta.
Kotbah B. Sariputta tentang
perpecahan diantara para pengikut Nigantha Nataputta.
11. Dasuttara sutta.
Kotbah B. Sariputta tentang
kelompok Dhamma dari 1 sampai dengan 10.
Digha Nikaya selesai.
II. Majjhima Nikaya.
Kumpulan kotbah
yang Sedang Sang Buddha terdiri dari 152 sutta yang terdapat dalam 3 buku (
Pannasa ). Buku pertama Mulapannasa menjelaskan 50 sutta, buku kedua
Majjhimapannasa menjelaskan 50 sutta dan buku ketiga Uparipannasa menjelaskan
52 sutta.
A. Mulapannasa Pali.
1. Mulapariyaya sutta, Tentang Asalmula Pelbagai hal
2. Sabbasavasanvara sutta, Tentang kewaspadaan terhadap segala noda
batin.
3. Dhammadayada sutta, Tentang pewaris Dhamma.
4. Bhayabherava sutta, Tentang Ketakutan dan sesuatu yang menakutkan.
5. Anangana sutta.Tentang orang yang tidak mempunyai kekotoran batin.
6. Akankheyya sutta, Tentang harapan Bhikkhu.
7. Vatthupama sutta, Tentang Perumpamaan jubah yang dicelup.
8. Sallekha sutta, Pengkikisan kekotoran batin.
9. Sammaditthi sutta, Tentang Pandangan benar
10. Satipatthana sutta, Tentang landasan penyadaran jeli.
11. Culasihanada sutta, Tentang raungan singa ( Nas pendek )
12. Mahasihanada sutta, Tentang raungan singa ( Nas Panjang )
13. Mahadukkhakkhandadha sutta, Tentang timbunan penderitaan ( Nas
Panjang )
14. Culadukkhakkhandha sutta, Tentang timbunan penderitaan ( Nas pendek
)
15. Anumana sutta, Tentang 16 hal Bhikkhu yang sukar dinasehati.
16. Cetokhila sutta, Tentang taonggak pikiran.
17. Vanapattha sutta, Tentang bertempat tinggal di hutan.
18. Madhupindika sutta, Tentang Dhamma yang memuaskan seperti kue
manis.
19. Dvedhavitakka sutta, Tentang pemikiran dua arah ( Baik dan jahat
).
20. Vitakksanthana sutta, Tentang dasar dari pemikiran.
21. Kakacupama Sutta, Tentang perumpamaan gergaji.
22. Alagaddupama sutta, Tentang perumpamaan ular berbisa.
23. Vammika sutta, Tentang Raja Rayap.
24. Rathavinita sutta, Tentang tujuh kesucian ( Visuddhi ).
25. Nivapa sutta, Tentang umpan perangkap binatang.
26. Ariyapariyesana sutta / Pasarassi sutta, Tentang jerat perangkap
binatang.
27. Culahatthipadopama sutta, Tentang perumpamaan jejak kaki gajah (
Nas pendek ).
28. Mahahatthipadopama sutta, Tentang perumpamaan kaki gajah ( Nas
panjang ).
29. Mahasaropama sutta, Tentang perumpamaan gale kayu ( Nas Panjang ).
30. Culasaropama sutta, Tentang perumpamaan gale kayu ( Nas pendek ).
31. Culagosinga sutta, Tentang hutan sala bernama Gosinga ( Nas pendek
).
32. Mahagosinga sutta,Tentang hutan sala bernama Gosinga ( Nas panjang
).
33. Mahagopalaka sutta, Tentang Pengembala sapi ( Nas panjang )
34. Culagopalaka sutta, Tentang Pengembala sapi ( Nas Pendek )
35. Culasaccaka sutta, Tentang
Saccaka yang berdebat dengan Sang Buddha.
36. Mahasaccaka sutta, Tentang Saccaka yang berdebat dengan Sang
Buddha.
37. Culatanhasankhaya sutta, Tentang pelenyapan Keinginan ( Nas Pendek
)
38. Mahatanhasankhaya sutta,
Tentang pelenyepan keingian ( Nas panjang ).
39. Mahaassapura sutta, Dhamma
yang menjadikan sebagai petapa dan Brahmana.
40. Cula assapura sutta, Tentang melenyapkan 12 noda bagi petapa.
41. Saleyyaka sutta, Sebab-sebab yang menyebabkan terlahir dialam surga
dan neraka.
42. Veranjaka sutta, Tentang 10
perbuatan jahat dan 10 perbuatan baik.
43. Mahavedalla sutta, Tentang
Tanya jawab pengetahuan ( Nas panjang ).
44. Culaveddala sutta, Tentang Tanya jawab pengetahuan ( Nas Pendek )
45. Culadhammasamadana sutta, Tentang 4 pelaksanaan Dhamma.
46. Mahadhammasamadana sutta, Tentang pelaksanaan Dhamma.
47. Vimamsaka sutta, Tentang penyidikan kepada Sang Buddha.
48. Kosambi sutta, Tentang Saraniyadhamma ( Untuk kehidupan yg rukun ).
49. Brahmanimantanika sutta, Tentang pandangan sesat Brahma baka
50. Maratajjaniya sutta, Tentang usikan Mara yang masuk kedalam perut
Moggallana.
B. Majjhima pannasa pali.
51. Kandaraka sutta, petapa
Kandaraka terkesima dengan ketenangan para Bikkhu yang sedang meditasi.
52.Atthakanagara sutta, 4 Jhana, Brahma
Vihara, Akasanancayatana, Vinnanancayatana, Akincannayatana yang membawa ke
Nibbana.
53. Sekkha sutta, Kotba B. Ananda
kepada Suku Sakya ttg. Sila, Samadhi, dan Panna.
54. Poliya sutta, Pelaksanaan
Vinaya bagi seorang yg meninggalkan keduniawian.
55. Jivaka sutta, Makan daging dan
Syarat daging yang tidak boleh dimakan.
56. Upali sutta, Upali murid
Niganta Nataputta menjadi murid Sang Buddha.
57. Kukkuravatika sutta, 4 jenis
perbuatan ( Petapa seperti sapi dan anjing )
58. Abhayarajakumara sutta, 6
macam ucapan.
59. Bahuvedaniya sutta, Berbagai
macam perasaan ( Vedana )
60. Apannaka sutta, Keuntungan
pandangan benar dan kerugian pandangan salah.
61. Ambalatthikarahulovada sutta,
Nasehat Sang Buddha kepada Rahula ketika berusia 7 tahun tentang moral dan
sati.
62. Maharahulovada sutta, nasehat
Sang Buddha kepada Rahula pada usia 18 tahun tentang 5 Khanda, dan nasehat B,
Sariputta tentang Anapana.
63. Culamalunkya sutta, 10
pertanyaan B. Malunkya, dan mengancam keluar dari Sangha
64. Mahamalunkya sutta, 5
belenggu yang membawa kealam rendah.
65. Bhaddali sutta, B. Bhaddali
menolak aturan ttg tidak makan setelah tengah hari.
66. Latukikopama sutta, 5 Bala (
Saddha, Viriya, Sati, Samadhi dan panna )
67. Catuma sutta, 4 Bahaya dalam
kehidupan Bhikkhu ( Ikan hiu, dll )
68. Nalakapana sutta, Alam – alam
yang dituju setelah meninggal.
69. Gulissani sutta, 18 Dhamma yg
harus diperhatikan oleh Bhikkhu yg tinggal di hutan.
70. Kitagiri sutta, keuntungan
makan hanya tengah hari dan kerugian makan di mlm hari.
71. Tevijjavaccagotta sutta, 3
macam pengetahuan.
72. Agivaccagotta sutta,
Pertanyaan tentang Atta yang permanent.
73. Mahavaccagotta sutta, perbuatan
baik dan buruk.
74. Dighanakha sutta, pandangan
ttg anihilasi ( Kehapusan ).
75. Magandiya sutta, kisah Sang
Buddha meninggalkan keduniawian disampaikan kepada Magandiya.
76. Sandaka sutta, 4 pandangan
salah oleh B. Ananda kepada Sandaka dan pengikutnya.
77. Mahasakuludayi sutta,
pujian-pujian B. Udayi tentang kebaikan Sang Buddha.
78. Samanamandika sutta,
Pengertian salah Uggahamana ttg pencapaian Arahat.
79. Culasakuludayi sutta,
pertanyaan Sakuludayi tentang sila dan atta.
80. Vekhanassa sutta, 2
kebahagian ( Spiritual dan Nafsu indria ).
81. Ghadikara sutta, Si pembuat
tembikar ( kisah pada masa Buddha Kassapa ).
82. Ratthapala sutta, Kisah tentang
B. Ratthapala.
83. Maghadeva sutta, Tradisi Raja
Maghadeva, saat rambutnya memutih meninggalkan kehidupan Duniawi. ( kisah
lampau Buddha Gotama ).
84. Madhura sutta, kotbah B. Mahakaccana tentang Kasta.
85. Bodhirajakumara sutta,
pertanyaan Bhagga ttg berapa lama Tk. Arahat dicapai.
86. Angulimala sutta, penaklukan
Angulimala oleh Sang Buddha.
87. Piyajatika sutta, seorang
perumah tangga yang ditinggal mati anaknya.
88. Bahitika sutta, B. Ananda
kpd. Pasenadi ttg. Perbuatan baik dan jahat.
89. Dhammacetiya sutta, Pujian
Raja Pasenadi kepada Sang Buddha.
90. Kannakattala sutta, tentang 4
kelas manusia.
91. Brahmayu sutta, Brahmayu
memasuki kehidupan Sangha pada usia 120 tahun.
92. Sela sutta, Sela memasuki
kehidupan Sangha.
93. Assalayana sutta, Assalayana
memasuki kehidupan Sangha.
94. Ghotamukha sutta, Diskusi B.
Udena dgn Ghotamakha ttg 4 jenis manusia petapa.
95. Canki sutta, perumpamaan
orang buta yg berpegangan dengan orang buta.
96. Esukari sutta, Tentang Kasta.
97. Dhananjani sutta, B.Sariputta
menasehati B. Dhananjani yg keyakinannya goyah.
98. Vasettha sutta, Definisi
seorang Brahmana.
99. Subha sutta, Subha
beranggapan kehidupan duniawi lebih baik drpd mjd Bhikkhu.
100. Sangarava sutta, 3 macam
pernyataan, melalui desas-desus, kata orang, akal logika.
Upari Pannasa Pali.
101. Davadaha sutta, pandangan
nigantha latihan keras dpt menghapus perbuatan yg dulu
102. Pancattaya sutta, Penjelasan
Sang Buddha tentang sekte yg berspekulasi.
103. Kinti sutta, Sang Buddha
membabarkan Dhamma bukan untuk memperoleh sesuatu.
104.Samagama sutta, kekawatiran
B.Ananda bila S. Buddha wapat akan tjd perpecahan
105. Sunakkhatta sutta,
penjelasan S. Buddha tentang Arahat asli dan Arahat palsu.
106. Anenjasappaya sutta, S.
Buddha tentang bahaya menikmati kesenangan indera.
107. Ganakamoggallana sutta,
peraturan, praktek & metode ajaran S.Buddha yg sistimatis
108. Gopakamoggallana sutta,
B.Ananda ttg pengganti S.Buddha adalah Dhamma Nya.
109. Mahapunnama sutta, 5
kumpulan kemelekatan.
110. Culapunnama sutta, sifat-sifat
orang baik dan orang tidak baik.
111. Anupada sutta, Pujian Sang
Buddha kepada B. Sariputta.
112. Cabbisodhana sutta, seorang yang
mengaku Arahat harus diselidiki dulu .
113. Sappurisa sutta, 26 sifat yg
menjadi tolak ukur untuk menilai seseorang.
114. Sevitabbasevitabba sutta, yg
harus dilakukan dan yg tdk boleh dilakukan Bhikkhu.
115. Bahudhatuka sutta, Analisis
ttg unsure, landasan dan paticcasamuppada.
116. Isigili sutta, bukit Isigili
tempat para Paccekabuddha kehidupan yg lampau.
117. Mahacattarisaka sutta, 20
Dhamma yg menguntungkan dan 20 yg merugikan.
118. Anapanasati.sutta, tentang
Meditasi Anapasati.
119. Kayagatasati sutta,
Perenungan 32 unsur tubuh, metodenya dan keuntungannya.
120. Sangkharupapatti sutta,
keinginan dicapai melalui 5 Dhamma .
121. Culasunnata sutta, ttg
sunnata vihara ( pembebasan ketiadaan )
122. Mahasunnata sutta,
kesendirian bermanfaat bagi seorang Bhikkhu.
123. Acchariya-abhuta sutta, B.
Ananda ttg 20 sifat luar biasa Sang Buddha.
124. Bakkula sutta, pencapaian
arahat Bakkula dalam waktu 7 hari.
125. Dantabhumi sutta, perbedaan
arahat dengan orang biasa dgn perumpamaan gajah.
126. Bhumija sutta, hanya dgn
jalan ariya berunsur 8, kesucian dapat dicapai.
127. Anuruddha sutta, B.
Anuruddha ttg meditasi Brahma vihara dan
Kasina.
128. Upakkilesa sutta,
Upakkilesa( kekotoran batin) muncul pada saat meditasi.
129. Balapandita sutta, kotbah
orang tolol dan bijaksana dgn perumpamaan kura-kura di dasar laut.
130. Devaduta sutta, Penjelasan Perbuatan buruk terlahir di alam
yang menyedihkan
131. Bhaddekaratta sutta,
Penjelasan meditasi Vipassana,
132. Ananda-Bhaddekaratta sutta,
B. Ananda mengulang Sutta diatas.
133. Mahakaccana-Bhaddekaratta
Sutta, B. Mahakaccana mengulang sutta diatas.
134. Lomasakangiya-bhaddekaratta
sutta, B. Lomasakangiya mengulang sutta diatas.
135. Culakamma-Vibhanga sutta,
Penjelasan tentang kamma dan akibat yg dihasilkan.
136. Mahakamma-vibhanga sutta,
Penjelasan Kamma yang aneh dan mengejutkan.
137. Salayatana-vibhanga sutta, 6
landasan indera internal dan eksternal.
138. Uddesa-vibhanga sutta,
Pengendalian pikiran terhadap landasan indera.
139. Arana-vibhanga sutta, Jalan
tengah yang menghindari dua ektrim.
140. Dhatu-vibhanga sutta,
Manusia terdiri dari 6 unsur.
141. Sacca-vibhanga sutta,
Pengulangan kotbah 4 kebenaran mulia.
142. Dakkhina-vibhanga sutta, 14
jenis Dana kpd individu, 7 jenis dana kpd Bhikkhu.
143. Anatapindikovada sutta,
B.Sariputta menasehati Anatapindika menjelang meninggal
144. Channovada sutta, B. Channa
sakit keras dan meninggal.
145. Punnovada sutta, 6 kategori
keuletan dari B. Punna.
146. Nandakovada sutta, B.Nandaka
ttg 12 landasan indera, 6 kesadaran dan 7 Bojjangga.
147. Cularahulovada sutta,
Bhikkhu Rahula mencapai Arahat.
148. Chachakka sutta, 6 landasan
indera, 6 kesadaran, 6 kontak, 6 sensasi, dan 6 nafsu.
149. Mahasalayatanika sutta, sama
dengan sutta diatas.
150. Nagaravindeyya sutta,
perbedaan Samana dan Brahmana, yang dihormati dan tidak
151. Pindapataparisuddhi sutta,
Pengendalian diri ketika menerima Dana makanan
152. Indriyabhavana sutta,
perbedaan pengendalian diri arahat dgn orang yg msh berlatih.
Majjhima Nikaya Selesai
III. SAMYUTTA
NIKAYA.
Kumpulan kotbah
yang panjangnya beraneka, tetapi umumnya pendek. Terdiri dari 7762 sutta,
terbagi menjadi 5 bagian ( Vagga ). Yang dikelompokan lagi menjadi 56 samyutta.
A. Sagatha Vagga, terdiri dari 11 Samyutta :
1. Devata samyutta ;
pertanyaan-pertanyaan dari para devata
2. Devaputta samyutta :
pertanyaan-pertanyaan dari devaputta
3. Kosala samyutta :
Anekdot-anekdot dari raja Pasenadi Kosala
4. Mara samyutta : Perbuatan
permusuhan dari Mara kepada S.Buddha dan Siswanya
5. Bhikkhuni samyutta : bujukan
dari mara kepada para Bhikkhuni yg tidak berhasil
6. Brahma samyutta : Brahma Sahampati
memohon S.Buddha u/membabarkan Dhamma
7. Brahman samyutta : Bharadvaja
menjadi pengikut Sang Buddha.
8. Vangisa samyutta : Vangisa
membasmi nafsunya.
9. Vana samyutta : Bimbingan para
Deva hutan kepada para Bhikkhu yg belum maju.
10. Yakkha samyutta : Pertemuan
Setan dengan S. Buddha dan para Bhikkhuni.
11. Sakka samyutta : S. Buddha
menjelaskan sifat-sifat Saka Raja para Deva.
B. Nidana Vagga, terdiri 10 samyutta,
12. Nidana samyutta : Penjelasan
tentang Paticcasamuppada.
13. Abhisamaya samyutta :
Pembasmian kekotoran batin secara tuntas.
14. Dhatu samyutta : Penjelasan
unsure pisik, mental dan abstrak.
15. Anamatagga samyutta : Awal
samsara yang tidak terhitung.
16. Kassapa samyutta :
Nasehat-nasehat Bhante Kassapa.
17. Labhasakkara samyutta :
keuntungan dari kebaikan hati dan pujian.
18. Rahula samyutta :
Latihan-latihan Rahula.
19. Lakkhana samyutta :
Pertanyaan-pertanyaan dari B. Lakkhana.
20. Opamma samyutta : Perbuatan
tidak baik yang bermula dari ketidaktahuan.
21. Bhikkhu samyutta :
Nasehat-nasehat S.Buddha dan B. Moggallana kpd para Bhikkhu
C. Khandha Vagga, terdiri dari 13 samyutta,
22. Khandha samyutta : Unsur
jasmani dan batin yang membentuk individu.
23. Radha samyutta :
Pertanyaan-pertanyaan B. Radha.
24. Ditthi samyutta : Pandangan
Khayal yg timbul krn kemelekatan pada unsur-unsur.
25. Okkantika samyutta : Memasuki
jalan melalui keyakinan.
26. Uppada samyutta : Munculnya
kumpulan yg menimbulkan Dukkha.
27. Kilesa samyutta : Kekotaran
batin yang muncul dari 6 indera dan kesadaran.
28. Sariputta samyutta : B.
Sariputta menjawab B. Ananda ttg Penjinakkan indera.
29. Naga samyutta : Penjelasan 4
jenis Naga
30. Supanna samyutta : Penjelasan
4jenis Garuda.
31. Gandhabbakaya samyutta :
Penjelasan para Deva dan Deva Gandhabba.
32. Valahaka samyutta :
Penjelasan makhluk-makhluk halus.
33. Vacchagotta samyutta :
Pertanyaan Vacchagotta ttg Metta fisika.
34. Samadhi samyutta : Penjelasan
4 jenis orang yang melatih Jhana.
D. Salayatana Vagga, terdiri dari 10 samyutta,
35. Salayatana samyutta : 6
Indera dan sikap-sikap yg benar terhadap indera tsb.
36. Vedana samyutta : 3 jenis
perasaan dan sikap yg benar terhadap perasaan itu.
37. Matugama samyutta : Nasib
kaum wanita menurut sikapnya.
38. Jambukhadaka samyutta :
Pertanyaan pengembara Jambukhadaka kepada B.Sariputta.
39. Samandaka samyutta : Pertanyaan pengembara Samandaka kepada B.
Sariputta.
40. Moggallana samyutta :
Penjelasan B. Moggallan kpd para Bhikkhu ttg Jhana-jhana.
41. Citta samyutta :
Indera&objek tdk jahat, melainkan kehendak tdk baik melalui kontak
42. Gamani samyutta : Batasan
antara sifat marah dan sifat baik hati.
43. Asankhata samyutta : Tidak
terbentuk / Nibbana.
44. Avyakata samyutta :
Pertanyaan kpd Khema, Anuruddha, Sariputta dan Moggallana.
E. Maha Vagga, Terdiri dari 12 samyutta,
45. Magga samyutta : Jalan ariya
berunsur delapan.
46. Bojjhanga samyutta : 7 faktor
penerangan
47. Satipatthana samyutta : 4
dasar perhatian
48. Indriya samyutta : 5
kemampuan indriya
49. Sammappadhana samyutta : 4
macam usaha benar
50. Bala samyutta : 5 kekuatan
51. Iddhipada samyutta : 4 kekuatan
batin.
52. Anuruddha samyutta : kekuatan
gaib B. Anuruddha yg dicapai lewat kesadaran.
53. Jhana samyutta : 4 macam
Jhana.
54. Anapana samyutta : kesadaran
dari pernapasan
55. Sotapatti samyutta : Gambaran
tentang seorang penakluk arus.
56. Sacca samyutta : 4 kebenaran
mulia.
Samyutta Nikaya Selesai.
IV.
Anguttara Nikaya.
Anguttara Nikaya
ialah kotbah yang meningkat satu butir, yang memuat 9557 sutta pendek, yang terbagi
menjadi 11 bagian nipata.
Uraian suttanya
lihat Anguttara Nikaya diterjemahkan oleh Dra.Wena, Dra.Lanny dan Endang W,
S.P. d. Penerbit Vihara Bodhivamsa, Klaten.
Anguttara Nikaya Selesai.
V.
Khuddaka Nikaya.
Khuddaka Nikaya
ialah kumpulan kotbah minor atau kecil, terdapat 2 divisi besar Pitaka, yaitu
Vinaya Pitaka dan Abhidhamma Pitaka menurut satu pengelompokan. Terdiri dari 15
Buku, yaitu :
I.. Khuddakapatha Pali, terdiri dari :
1. Tisarana.
2. Dasasila.
3. Tiga puluh
dua unsure.
4. Kumara Panha.
5. Maha Manggala
Sutta
6. Ratana Sutta
7. Tirokudda
Sutta
8. Nidhikanda
Sutta
9. Karaniya
Metta Sutta
II. Dhammapada Pali, terdiri dari 26 Bab
terbagi menjadi 423 Syair.
III. Udana Pali, terdiri dari 8 Bab
terbagi menjadi 80 kotbah inspirasi Sang Buddha.
IV. Itivutaka Pali, terdiri 112 Sutta,
yang dikelompokan menjadi 4 Nipata. Kotbah yang
Diawali dengan Iti vuttam Bhagavata (
demikian telah dikatakan Sang Buddha ).
V. Sutta Nipata, terdiri dari 5 Vagga
terbagi menjadi 70 sutta, dibagi jadi 1149 syair.
VI. Vimanavatthu, Tentang kelahiran
dialam-alam surgawi dari makhluk-makhluk.
VII. Petavatthu, Tentang kelahiran di
alam-alam Peta.
VIII Theragatha, 1279 Syair
dari 264 Thera Arahat.
IX.. Therigatha, 522 Syair dari 73 Their
Arahat
X. Jataka, 547 kehidupan lampau Buddha
Gotama.
XI. Niddesa. Komentar Bhante Sariputta
tentang Sutta Nipata dan Abhidhamma.
XII. Patisambhida Magga, Analisa Bhante
Sariputta tentang Vinaya dan Sutta.
XIII. Apadana, Kehidupan lampau
Sang Buddha dalam penyempurnaan Parami.
XIV. Buddhavamsa, Kondisi 25
Buddha terakhir.
XV. Cariya Pitaka, 35 kehidupan lampau
Sang Buddha pada siklus dunia terakhir.
Khuddaka Nikaya Selesai.
Abhidhamma Pitaka.
Ialah kelompok
Dhamma uraian tentang Metafisik, Filsafat/ilmu jiwa, kebenaran mutlah. Terdiri
dari 42.000 Dhammakkhandha ( Pokok Dhamma ), Terbagi menjadi 7 kitab, yaitu :
1.
Dhammasangani Pali
2.
Vibhanga Pali
3.
Dhatukatha Pali
4.
Puggalapannatti Pali
5.
Kathavatthu Pali
6.
Yamaka Pali
7.
Patthana Pali.
I. Dhammasangani Pali.
Menguraikan
perincian Paramattha Dhamma, yaitu etika /sari batin. Terdiri dari ;
- Tika Matika : terdiri dari 22 Tika.
- Duka Matika : terdiri dari 100 Duka
- Suttanta Duka Matika : terdiri dari 20 Sutta
- Sunnata Vagga : terdiri dari 10 Sutta
- Vibhanga Vagga : terdiri dari 42 Sutta.
- Kusala Dhamma.
- Akusala Dhamma.
- Abyakata Dhamma.
Memuat juga
uraian tentang : 89 / 121 Citta, 52
Cetasika, 28 Rupa Dhatu, 1 Asankhata Dhatu / Nibbana.
II. Vibhanga Pali.
Menguraikan
pembagian Paramattha Dhamma yang terdapat dalam buku Dhammasangani.
Terdapat unsur-unsur pokok mental dan jasmani
dimana berlakunya Anicca dan Paticcasamuppada yaitu pada Khandha, Ayatana,
Dhatu, Sacca, Indriya dan Paccayakara.
Praktek
kehidupan suci yang akan membawa makhluk keluar dari penderitaan, yaitu :
Satipatthana, Sammappadhana, Iddhipada, Bojjhanga, Jhana dan Magga.
Pelengkapan dari
kedua kelompok diatas, yaitu : Appamanna, Sikkhapada, Patisambhida, Ñana,
Khuddhakavatthu dan Dhammahadaya.
III. Dhatukatha Pali.
Menguraikan
unsure-unsur batin dari Paramattha Dhamma. Diskusi tentang gejala-gejala
berdasarkan : Khandha,
Salayatana,
Dhatu.
IV. Puggalapannatti Pali.
Menguraikan
tentang Paññātti, Puggala dan Paramattha. Pengelompokan dari watak orang dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 10.
V. Kathavatthu Pali.
Menguraikan
Paramattha Dhamma dalam bentuk Tanya Jawab. 12 Buku tentang 217 pokok-pokok
kontroversial, oleh Bhante Tissa Moggaliputta Thera, Ketua konsili III di
Pataliputta. Pembahasan tentang Atta dsb.
VI. Yamaka Pali.
Menguraikan Paramattha Dhamma
secara berpasangan ( Tanya jawab ), tentang :
Mula, Khandha, Ayatana, Dhatu,
Sacca, Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya.
VII. Patthana / Mahapakarana.
Menguraikan 24 Paccaya (
hubungan-hubungan antara batin dan jasmani ).
Pertanyaan-pertanyaan tentang
syarat/hubungan dengan jawaban-jawaban dalam bentuk Positif, Negatif,
Positif-Negatif, Negatif-Positif, masing-masing dalam bentuk Tika, Duka,
Kombinasi Duka-Tika, Kombinasi Tika-Duka, Kombinasi Tika-tika dan Kombinasi
Duka-Duka.
0 komentar:
Posting Komentar