14 Mei 2012

KITAB SUCI TIPITAKA

Tipitaka adalah tiga keranjang atau tiga kelompok ajaran dari Sang Buddha, yaitu:
Vinaya Pitaka, Sutta Pitaka dan Abhidhamma Pitaka. Sejarah Tipitaka tidak dapat lepas dari konsili.
Sejarah konsili.
Setelah Sang Buddha mencapai Parinibbana, bhikkhu Subhadda dan beberapa bhikkhu yang lain merasa bebas untuk berbuat apa saja yang mereka kehendaki, karena mereka merasa tidak ada lagi orang yang akan menegur atau melarangnya bila mereka melakukan pelanggaran vinaya. Melihat keadaan ini maka Arahat Maha Kassapa merasa perlu mengumpulkan Dhamma demi keamanan, keutuhan dan kemurnian Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha agar tidak timbul perselisihan di kemudian hari dintara para pengikutnya. Kemudian Arahat Maha Kassapa atas bantuan Raja Ajatasattu dari Magadha, memilih dan mengundang 499 Arahat untuk mengumpulkan ajaran Sang Buddha dalam suatu konsili.
Kansili pertama.
Konsili pertama diadakan di Gua Sattapanni dekat Rajagaha, Magadha, India. Dipimpin oleh arahat Maha Kassapa yang berlangsung selama 7 bulan dan dihadiri oleh 500 orang arahat, tiga bulan setelah Sang Buddha Parinibbana ( 543 S.M ). Hasil konsili pertama ini adalah :
1. Penyusunan Vinaya dibawah pimpinan Arahat Upali.
2. Penyusunan Dhamma dibawah pimpinan Arahat Ananda.
3. Penyelesaian gugatan terhadap Bhante Ananda.
4.Hukuman untuk Bhikkhu Channa yaitu dikucilkan dari masyarakat Bhikkhu             (Brahmadanda).
Konsili kedua.
Konsili kedua diadakan 100 tahun setelah Sang Buddha Parinibbana ( 443 S.M ), di kota Vesali, India. Atas bantuan Raja Kalasoka, yang dihadiri 700 Bhikku baik yang telah arahat dan juga yang belum arahat. Di adakannya konsili kedua ini karena ada sekelompok Bhikkhu dari Vesali yang merubah peraturan Vinaya yang mereka anggap sebagai peraturan yang kecil. Hasil keputusan konsili kedua ini menyatakan bahwa Bhikkhu-bhikkhu Vesali telah menyimpang dari Vinaya dan Vinaya tetap tidak dirubah.
Konsili ketiga.
Konsili ketiga diadakan kira-kira 249 S.M, di kota Pataliputta, Asoka, India, pada masa pemerintahan Maharaja Asoka Wardhana. Berlangsung selama 9 bulan, yang dihadiri oleh 1000 orang Arahat dan dipimpin oleh Moggaliputta Tissa. Pada konsili ketiga ini dibahas juga masalah Abhidhamma, maka hasil konsili ketiga ini kitab suci Agama Buddha menjadi lengkap yaitu Vinaya, Sutta dan Abhidhamma, namun belum ditulis dalam buku. Dan setelah konsili ketiga ini, Maharaja Asoka Wardana mengirim putranya Arahat Mahinda untuk pergi ke Srilanka.
Konsili keempat
Konsili keempat  dilaksanakan di Alu Vihara, Srilanka, dimasa pemerintahan Raja Vatta Gamanabhaya ( 101-77 S.M ), dihadiri oleh 500 orang Bhikkhu terpelajar, dibawah pimpinan Rakkhita Mahathera yaitu murid dari Arahat Mahinda, hasil dari konsili keempat ini adalah ditulisnya kitab suci Tipitaka pada daun lontar.
Konsili kelima.
Konsili kelima diadakan di Mandalay, Myanmar, pada tahun 1871, konsili ini didukung oleh Raja Mindonmin, yang dihadiri oleh 2400 Mahathera dan Acariya yang terpelajar, berlangsung selama 5 bulan di istana kerajaan. Hasil konsili kelima ini adalah Tipitaka dicatat dalam 729 buah lempengan marmer.
Konsili keenam.
Konsili keenam diadakan di Yangoon, Myanmar, pada bulan mei 1954 dan selesai pada purnama sidhi di bulan waisak 1956, yang merupakan 2500 tahun Parinibbana Sang Buddha. Tahun ini dipandang sebagai tahun kebangkitan kembali agama Buddha di dunia. Konsili ini dihadiri oleh Bhikkhu terpelajar dari berbagai negara, terutama dari negara India, Srilanka, Nepal, Kamboja, Thailand, laos dan Pakistan.
VINAYA PITAKA
Vinaya Pitaka ialah kelompok peraturan disiplin dan prosedur pelaksanaan Sangha. Terdiri atas 21.000 Dhammakkhandha ( Pokok Dhamma ). Selama 20 tahun sangha didirikan, tidak ada pelanggaran parajika maupun sanghadisesa, semua anggota sangha telah mencapai tingkat kesucian, kesucian yang paling rendah adalah pemenang arus, yaitu orang yang telah mencapai Magga dan hasil pertama, sehingga tidak perlu ada peraturan yang berkenaan pelanggaran serius. Tetapi setelah 20 tahun sangha berdiri terjadi pelanggaran-pelanggaran yang menuntut perlunya ditetapkan peraturan-peraturan untuk menangani pelanggaran tersebut.
Vinaya Pitaka terdiri dari 5 buku yaitu :
1. Pārājika Pāli.
2. Pācittiya Pāli.
3. Mahāvagga Pāli.
4. Cūlavagga Pāli.
5. Parivāra Pāli.
Parajika Pali
Parajika Pali berisikan penjelasan tentang peraturan penting berkenaan  dengan Parajika dan Sanghadisesa, juga dijelaskan tentang Aniyata dan Nissaggiya.
Pacittiya Pali.
Pacittiya Pali berisikan peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni tentang Pacittiya, Patidesaniya, Sekhiya, Adhikarana Samatha.
Mahavagga Pali.
Mahavagga Pali berisikan tentang Sang Buddha mencapai penerangan sempurna, menemukan Paticca Samuppada, kotbah Dhamma Cakkhappavatthana sutta dan Anattalakkhana Sutta kepada lima Bhikkhu, Yasa yang minta perlindungan kepada Sang Buddha dan menerima ajaran-Nya, Sang Buddha mengirim 60 Arahat sebagai Dhammadutta, penerimaan Sariputta, Moggallana, Maha Kassapa, Ananda, Upali dan Angulimala menjadi anggota sangha, peraturan upasampada, prosedur pertemuan Sangha pada hari Uposatha, peraturan pelaksanna Vassa, peraturan mengenai pelaksanaan Kathina.
Culavagga Pali.
Culavagga Pali berisikan tentang peraturan institusi atau fungsi Sangha yang di sebut Sanghakamma, peraturan untuk pelanggaran sanghadisesa, peraturan mengenai mandi, pakaian, temapat tinggal, perabot, memperlakukan para Bhikkhu yang berkunjung, tugas-tugas para guru dan calon bhikkhu, Devadatta yang dikeluarkan dari anggota sangha dan tiga usaha Devadatta untuk membunuh Sang Buddha dan memecah belah sangha, Mahapajapati meminta izin untuk masuk kedalam anggota sangha, dan tentang konsili pertama dan kedua.
Parivara Pali.
Parivara Pali digunakan sebagai buku pedoman yang disusun dalam bentuk Tanya jawab untuk melakukan penelitian analisis Vinaya Pitaka, penjelasan mengenai peraturan-peraturan untuk mengendalikan dan mengatur perilaku anggota sangha, petunjuk membentuk pengadilan sangha untuk menyelesaikan perselisihan dalam vihara.
Peraturan-peraturan bagi para Bhikkhu dan Bhikkhuni.
                                                                    Bhikkhu                 Bhikkhuni
1.  Parajika                                                         4                                8
2.  Sanghadisesa                                               13                              17
3.  Aniyata                                                          2                                -
4.  Nissaggiya Pacittiya                                    30                              30
5.  Suddha Pacittiya                                          92                            166
6.  Patidesaniya                                                   4                                8
7.  Sekhiya                                                        75                              75
8.  Adhikaranasamatha                                        7                                7
                                                               227                      311
                                                                        
SUTTA PITAKA.
Sutta Pitaka ialah kumpulan kotbah secara keseluruhan yang disampaikan oleh Sang Buddha pada berbagai kesempatan. Terdiri atas 21.000 Dhammakkhandha (kelompok Dhamma).
Sutta Pitaka terdiri dari lima kelompok yaitu :
1. Dīgha Nikāya.
2. Majjhima Nikāya.
3. Samyutta Nikāya.
4. Ańguttara Nikāya.
5. Khuddaka Nikāya.
I. Digha Nikaya.
Ialah kumpulan kotbah panjang Sang Buddha, terdiri dari 34 kotbah panjang, yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu :
 A. Silakkahandha Vagga / Bagian moralitas, memuat 13 sutta yaitu :
1. Brahmajala sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada para bhikkhu, tentang cula sila, majjima sila, maha sila,           62 pandangan salah yang bersumber pada pandangan Eternalisme dan Nihilisme.
2. Samannaphala sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Raja Ajjatasattu, tentang manfaat dari kehidupan seorang Samana.
3. Ambatta sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Ambatta murid dari Brahmana Pokkharasadi, tentang Ambatta yang sombong dan merendahkan Sang Buddha karena ia berasal dari kasta Brahmana, Sang Buddha menjelaskan bahwa nenek moyang Ambatta adalah berasal dari seorang pelayan suku Sakya.
4. Sonadanda sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Brahmana Sonadanda, tentang kriteria seorang Brahmana.
5. Kutadanta sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Brahmana Kutadanta, tentang upacara korban.
6.Mahali sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Mahali Otthaddha, tentang Sunakkhatta yang mencapai mata dewa kemudian meninggalkan ajaran Sang Buddha, penjelasan Sang Buddha tujuan utama memperaktekan kehidupan suci yaitu mencapai kesucian.
7. Jaliya sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Mundiya dan Jaliy, tentang apakah jiwa dan jasmani itu.
8. Mahasihanada Sutta.
Kobah Sang Buddha Kepada petapa telanjang Kassapa, tentang definisi seorang brahmana dan samana sejati.
9. Potthapada sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Potthapada, tetang bagaimana kesadaran menjadi lenyap.
10. Subha sutta.
Kotbah B. Ananda kepada pemuda Subha, tentang Dhamma yang dipuji dan Dhamma yang dianjurkan oleh Sang Buddha yaitu : Moralitas, konsentrasi dan pengetahuan.
11. Kevatta sutta.
Kotbah Sang Buddha, tentang 3 mukjizat yaitu ; iddhi patihariya ( ilmu sihir ), adesana patihariya ( guna-guna cintamani ), anusasani patihariya ( praktek Dhamma ).
12. Lohicca sutta.
Kotbah tentang 3 guru tercela dan 1 guru yang terpuji.
13. Tevijja sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Vasettha dan Bharadvaja, jalan yang benar menuju alam Brahma.
B. Mahavagga pali / bagian besar, memuat 10 Sutta :
1. Mahapadana sutta.
Kotbah tentang 7 Buddha terakhir dan penjelasan lengkap tentang Buddha Vipassi.
2. Mahanidana sutta.
Kobah Sang Buddha kepada B. Ananda, tentang konsep Paticcasamuppada.
3. Mahaparinibbana sutta.
Sutta terpanjang di Digha Nikaya yang terbagi 6 Bab, yang terjadi di tahun terakhir kehidupan Sang Buddha.
4. Mahasudassana sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada B. Ananda, tentang masa lalu Kusinara tempat beliau parinibbana, adalah sebuah ibukota kerajaan besar.
5. Janavasabha sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada B. Ananda, tentang Raja Bimbisara yang terlahir menjadi Dewa Janavasabha.
6. Mahagovinda sutta.
Kotbah Sang Buddha tentang Boddhisatta Mahagovinda yang mengajarkan ajaran hanya untuk sampai ke alam Brahma.
7. Mahasamaya Sutta.
Sang Buddha bersama 500 Arahat di hutan Mahavana di Kavilavatthu dikunjungi oleh dewa dan Brahma dari 10.000 cakkavala, dan Sang Buddha menjelaskan satu persatu nama-nama dewa tersebut kepada para Bhikkhu.
8. Sakkapanha sutta.
Tentang pertanyaan Dewa sakka dan Sang Buddha menjelaskan dua hal : perbuatan baik yang harus dikembangkan dan perbuatan tidak baik yang tidak boleh dikembangkan.
9. Mahasatipatthana sutta.
Tentang 4 landasan kesadaran ( Meditasi Vipassana ).
10. Payasi Sutta.
Pertanyaan Raja Payasi kepada Bhikkhu kumara Kassapa, tentang tidak adanya alam kehidupan setelah kematian, tidak ada makhluk yang lahir tanpa rahim ibu, tidak ada perbuatan yang berakibat. Dijawab dengan perumpamaan-perumpamaan.
C. Pathika Vagga Pali /  11 kotbah yang lebih pendek dengan bebagai ciri.
1. Pathika sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada petapa pengembara Bhaggava-gotta, tentang Sunakkhatta murid Sang Buddha yang meninggalkan kehidupan suci karena Sang Buddha tidak menunjukan kemampuan batin dan penjelasan konsep asal mula segala sesuatu diciptakan oleh Brahma.
2. Udumbarika sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada petapa pengembara Nigrodha yang salah dalam melakukan petapaan, tetapi mereka tidak menanggapi nasehat Sang Buddha.
3. Cakkavatti sutta.
Tentang kisah Raja Dalhanemi yang memerintah sesuai dengan Dhamma. Tentang kemerosotan moral hingga usia manusia hanya 10 tahun. Tentang munculnya Buddha metteyya.
4. Agganna sutta.
Kotbah Sang Buddha kepada Vasetta dan Bharadvaja, tentang asal mula manusia dan terbentuknya kasta.
5. Sampasadaniya sutta.
Tentang pujian-pujian B. Sariputta kepada Sang Buddha dalam mengajarkan Dhamma.
6. Pasadika sutta.
Tentang kematian Nigantha Nataputta, dan perpecahan diantara siswanya.
7. Lakkhana sutta.
Kotbah tentang 32 ciri tubuh manusia besar ( Maha Purissa ).
8. Sigalavada sutta.
Nasehat Sang Buddha kepada pemuda Sigala, tentang penghormatan 6 arah, sebab-sebab keruntuhan, mencari sahabat yang baik.
9. Atanatiya sutta.
Raja surga mengajarkan Atanatiya Parita.
10. Sangiti sutta.
Kotbah B. Sariputta tentang perpecahan diantara para pengikut Nigantha Nataputta.
11. Dasuttara sutta.
Kotbah B. Sariputta tentang kelompok Dhamma dari 1 sampai dengan 10.
Digha Nikaya selesai.
II. Majjhima Nikaya.
Kumpulan kotbah yang Sedang Sang Buddha terdiri dari 152 sutta yang terdapat dalam 3 buku ( Pannasa ). Buku pertama Mulapannasa menjelaskan 50 sutta, buku kedua Majjhimapannasa menjelaskan 50 sutta dan buku ketiga Uparipannasa menjelaskan 52 sutta.
A. Mulapannasa Pali.
1. Mulapariyaya sutta, Tentang Asalmula Pelbagai hal
2. Sabbasavasanvara sutta, Tentang kewaspadaan terhadap segala noda batin.
3. Dhammadayada sutta, Tentang pewaris Dhamma.
4. Bhayabherava sutta, Tentang Ketakutan dan sesuatu yang menakutkan.
5. Anangana sutta.Tentang orang yang tidak mempunyai kekotoran batin.
6. Akankheyya sutta, Tentang harapan Bhikkhu.
7. Vatthupama sutta, Tentang Perumpamaan jubah yang dicelup.
8. Sallekha sutta, Pengkikisan kekotoran batin.
9. Sammaditthi sutta, Tentang Pandangan benar
10. Satipatthana sutta, Tentang landasan penyadaran jeli.
11. Culasihanada sutta, Tentang raungan singa ( Nas pendek )
12. Mahasihanada sutta, Tentang raungan singa ( Nas Panjang )
13. Mahadukkhakkhandadha sutta, Tentang timbunan penderitaan ( Nas Panjang )
14. Culadukkhakkhandha sutta, Tentang timbunan penderitaan ( Nas pendek )
15. Anumana sutta, Tentang 16 hal Bhikkhu yang sukar dinasehati.
16. Cetokhila sutta, Tentang taonggak pikiran.
17. Vanapattha sutta, Tentang bertempat tinggal di hutan.
18. Madhupindika sutta, Tentang Dhamma yang memuaskan seperti kue manis.
19. Dvedhavitakka sutta, Tentang pemikiran dua arah ( Baik dan jahat ).
20. Vitakksanthana sutta, Tentang dasar dari pemikiran.
21. Kakacupama Sutta, Tentang perumpamaan gergaji.
22. Alagaddupama sutta, Tentang perumpamaan ular berbisa.
23. Vammika sutta, Tentang Raja Rayap.
24. Rathavinita sutta, Tentang tujuh kesucian ( Visuddhi ).
25. Nivapa sutta, Tentang umpan perangkap binatang.
26. Ariyapariyesana sutta / Pasarassi sutta, Tentang jerat perangkap binatang.
27. Culahatthipadopama sutta, Tentang perumpamaan jejak kaki gajah ( Nas pendek ).
28. Mahahatthipadopama sutta, Tentang perumpamaan kaki gajah ( Nas panjang ).
29. Mahasaropama sutta, Tentang perumpamaan gale kayu ( Nas Panjang ).
30. Culasaropama sutta, Tentang perumpamaan gale kayu ( Nas pendek ).
31. Culagosinga sutta, Tentang hutan sala bernama Gosinga ( Nas pendek ).
32. Mahagosinga sutta,Tentang hutan sala bernama Gosinga ( Nas panjang ).
33. Mahagopalaka sutta, Tentang Pengembala sapi ( Nas panjang )
34. Culagopalaka sutta, Tentang Pengembala sapi ( Nas Pendek )
35. Culasaccaka sutta, Tentang  Saccaka yang berdebat dengan Sang Buddha.
36. Mahasaccaka sutta, Tentang Saccaka yang berdebat dengan Sang Buddha.
37. Culatanhasankhaya sutta, Tentang pelenyapan Keinginan ( Nas Pendek )
38. Mahatanhasankhaya sutta, Tentang pelenyepan keingian ( Nas panjang ).
39. Mahaassapura sutta, Dhamma yang menjadikan sebagai petapa dan Brahmana.
40. Cula assapura sutta, Tentang melenyapkan 12 noda bagi petapa.
41. Saleyyaka sutta, Sebab-sebab yang menyebabkan terlahir dialam surga dan neraka.
42. Veranjaka sutta, Tentang 10 perbuatan jahat dan 10 perbuatan baik.
43. Mahavedalla sutta, Tentang Tanya jawab pengetahuan ( Nas panjang ).
44. Culaveddala sutta, Tentang Tanya jawab pengetahuan ( Nas Pendek )
45. Culadhammasamadana sutta, Tentang 4 pelaksanaan Dhamma.
46. Mahadhammasamadana sutta, Tentang pelaksanaan Dhamma.
47. Vimamsaka sutta, Tentang penyidikan kepada Sang Buddha.
48. Kosambi sutta, Tentang Saraniyadhamma ( Untuk kehidupan yg rukun ).
49. Brahmanimantanika sutta, Tentang pandangan sesat Brahma baka
50. Maratajjaniya sutta, Tentang usikan Mara yang masuk kedalam perut Moggallana.
B. Majjhima pannasa pali.
51. Kandaraka sutta, petapa Kandaraka terkesima dengan ketenangan para Bikkhu yang sedang meditasi.
52.Atthakanagara sutta, 4 Jhana, Brahma Vihara, Akasanancayatana, Vinnanancayatana, Akincannayatana yang membawa ke Nibbana.
53. Sekkha sutta, Kotba B. Ananda kepada Suku Sakya ttg. Sila, Samadhi, dan Panna.
54. Poliya sutta, Pelaksanaan Vinaya bagi seorang yg meninggalkan keduniawian.
55. Jivaka sutta, Makan daging dan Syarat daging yang tidak boleh dimakan.
56. Upali sutta, Upali murid Niganta Nataputta menjadi murid Sang Buddha.
57. Kukkuravatika sutta, 4 jenis perbuatan ( Petapa seperti sapi dan anjing )
58. Abhayarajakumara sutta, 6 macam ucapan.
59. Bahuvedaniya sutta, Berbagai macam perasaan ( Vedana )
60. Apannaka sutta, Keuntungan pandangan benar dan kerugian pandangan salah.
61. Ambalatthikarahulovada sutta, Nasehat Sang Buddha kepada Rahula ketika berusia 7 tahun tentang moral dan sati.
62. Maharahulovada sutta, nasehat Sang Buddha kepada Rahula pada usia 18 tahun tentang 5 Khanda, dan nasehat B, Sariputta tentang Anapana.
63. Culamalunkya sutta, 10 pertanyaan B. Malunkya, dan mengancam keluar dari Sangha
64. Mahamalunkya sutta, 5 belenggu yang membawa kealam rendah.
65. Bhaddali sutta, B. Bhaddali menolak aturan ttg tidak makan setelah tengah hari.
66. Latukikopama sutta, 5 Bala ( Saddha, Viriya, Sati, Samadhi dan panna )
67. Catuma sutta, 4 Bahaya dalam kehidupan Bhikkhu ( Ikan hiu, dll )
68. Nalakapana sutta, Alam – alam yang dituju setelah meninggal.
69. Gulissani sutta, 18 Dhamma yg harus diperhatikan oleh Bhikkhu yg tinggal di hutan.
70. Kitagiri sutta, keuntungan makan hanya tengah hari dan kerugian makan di mlm hari.
71. Tevijjavaccagotta sutta, 3 macam pengetahuan.
72. Agivaccagotta sutta, Pertanyaan tentang Atta yang permanent.
73. Mahavaccagotta sutta, perbuatan baik dan buruk.
74. Dighanakha sutta, pandangan ttg anihilasi ( Kehapusan ).
75. Magandiya sutta, kisah Sang Buddha meninggalkan keduniawian disampaikan kepada Magandiya.
76. Sandaka sutta, 4 pandangan salah oleh B. Ananda kepada Sandaka dan pengikutnya.
77. Mahasakuludayi sutta, pujian-pujian B. Udayi tentang kebaikan Sang Buddha.
78. Samanamandika sutta, Pengertian salah Uggahamana ttg pencapaian Arahat.
79. Culasakuludayi sutta, pertanyaan Sakuludayi tentang sila dan atta.
80. Vekhanassa sutta, 2 kebahagian ( Spiritual dan Nafsu indria ).
81. Ghadikara sutta, Si pembuat tembikar ( kisah pada masa Buddha Kassapa ).
82. Ratthapala sutta, Kisah tentang B. Ratthapala.
83. Maghadeva sutta, Tradisi Raja Maghadeva, saat rambutnya memutih meninggalkan kehidupan Duniawi. ( kisah lampau Buddha Gotama ).
84. Madhura sutta,  kotbah B. Mahakaccana tentang Kasta.
85. Bodhirajakumara sutta, pertanyaan Bhagga ttg berapa lama Tk. Arahat dicapai.
86. Angulimala sutta, penaklukan Angulimala oleh Sang Buddha.
87. Piyajatika sutta, seorang perumah tangga yang ditinggal mati anaknya.
88. Bahitika sutta, B. Ananda kpd. Pasenadi ttg. Perbuatan baik dan jahat.
89. Dhammacetiya sutta, Pujian Raja Pasenadi kepada Sang Buddha.
90. Kannakattala sutta, tentang 4 kelas manusia.
91. Brahmayu sutta, Brahmayu memasuki kehidupan Sangha pada usia 120 tahun.
92. Sela sutta, Sela memasuki kehidupan Sangha.
93. Assalayana sutta, Assalayana memasuki kehidupan Sangha.
94. Ghotamukha sutta, Diskusi B. Udena dgn Ghotamakha ttg 4 jenis manusia petapa.
95. Canki sutta, perumpamaan orang buta yg berpegangan dengan orang buta.
96. Esukari sutta, Tentang Kasta.
97. Dhananjani sutta, B.Sariputta menasehati B. Dhananjani yg keyakinannya goyah.
98. Vasettha sutta, Definisi seorang Brahmana.
99. Subha sutta, Subha beranggapan kehidupan duniawi lebih baik drpd mjd Bhikkhu.
100. Sangarava sutta, 3 macam pernyataan, melalui desas-desus, kata orang, akal logika.
Upari Pannasa Pali.
101. Davadaha sutta, pandangan nigantha latihan keras dpt menghapus perbuatan yg dulu
102. Pancattaya sutta, Penjelasan Sang Buddha tentang sekte yg berspekulasi.
103. Kinti sutta, Sang Buddha membabarkan Dhamma bukan untuk memperoleh sesuatu.
104.Samagama sutta, kekawatiran B.Ananda bila S. Buddha wapat akan tjd perpecahan
105. Sunakkhatta sutta, penjelasan S. Buddha tentang Arahat asli dan Arahat palsu.
106. Anenjasappaya sutta, S. Buddha tentang bahaya menikmati kesenangan indera.
107. Ganakamoggallana sutta, peraturan, praktek & metode ajaran S.Buddha yg sistimatis
108. Gopakamoggallana sutta, B.Ananda ttg pengganti S.Buddha adalah Dhamma Nya.
109. Mahapunnama sutta, 5 kumpulan kemelekatan.
110. Culapunnama sutta, sifat-sifat orang baik dan orang tidak baik.
111. Anupada sutta, Pujian Sang Buddha kepada B. Sariputta.
112. Cabbisodhana sutta, seorang yang mengaku Arahat harus diselidiki dulu .
113. Sappurisa sutta, 26 sifat yg menjadi tolak ukur untuk menilai seseorang.
114. Sevitabbasevitabba sutta, yg harus dilakukan dan yg tdk boleh dilakukan Bhikkhu.
115. Bahudhatuka sutta, Analisis ttg unsure, landasan dan paticcasamuppada.
116. Isigili sutta, bukit Isigili tempat para Paccekabuddha kehidupan yg lampau.
117. Mahacattarisaka sutta, 20 Dhamma yg menguntungkan dan 20 yg merugikan.
118. Anapanasati.sutta, tentang Meditasi Anapasati.
119. Kayagatasati sutta, Perenungan 32 unsur tubuh, metodenya dan keuntungannya.
120. Sangkharupapatti sutta, keinginan dicapai melalui 5 Dhamma .
121. Culasunnata sutta, ttg sunnata vihara ( pembebasan ketiadaan )
122. Mahasunnata sutta, kesendirian bermanfaat bagi seorang Bhikkhu.
123. Acchariya-abhuta sutta, B. Ananda ttg 20 sifat luar biasa Sang Buddha.
124. Bakkula sutta, pencapaian arahat Bakkula dalam waktu 7 hari.
125. Dantabhumi sutta, perbedaan arahat dengan orang biasa dgn perumpamaan gajah.
126. Bhumija sutta, hanya dgn jalan ariya berunsur 8, kesucian dapat dicapai.
127. Anuruddha sutta, B. Anuruddha ttg meditasi Brahma vihara  dan Kasina.
128. Upakkilesa sutta, Upakkilesa( kekotoran batin) muncul pada saat meditasi.
129. Balapandita sutta, kotbah orang tolol dan bijaksana dgn perumpamaan kura-kura di dasar laut.
130. Devaduta sutta,  Penjelasan Perbuatan buruk terlahir di alam yang menyedihkan
131. Bhaddekaratta sutta, Penjelasan meditasi Vipassana,
132. Ananda-Bhaddekaratta sutta, B. Ananda mengulang Sutta diatas.
133. Mahakaccana-Bhaddekaratta Sutta, B. Mahakaccana mengulang sutta diatas.
134. Lomasakangiya-bhaddekaratta sutta, B. Lomasakangiya mengulang sutta diatas.
135. Culakamma-Vibhanga sutta, Penjelasan tentang kamma dan akibat yg dihasilkan.
136. Mahakamma-vibhanga sutta, Penjelasan Kamma yang aneh dan mengejutkan.
137. Salayatana-vibhanga sutta, 6 landasan indera internal dan eksternal.
138. Uddesa-vibhanga sutta, Pengendalian pikiran terhadap landasan indera.
139. Arana-vibhanga sutta, Jalan tengah yang menghindari dua ektrim.
140. Dhatu-vibhanga sutta, Manusia terdiri dari 6 unsur.
141. Sacca-vibhanga sutta, Pengulangan kotbah 4 kebenaran mulia.
142. Dakkhina-vibhanga sutta, 14 jenis Dana kpd individu, 7 jenis dana kpd Bhikkhu.
143. Anatapindikovada sutta, B.Sariputta menasehati Anatapindika menjelang meninggal
144. Channovada sutta, B. Channa sakit keras dan meninggal.
145. Punnovada sutta, 6 kategori keuletan dari B. Punna.
146. Nandakovada sutta, B.Nandaka ttg 12 landasan indera, 6 kesadaran dan 7 Bojjangga.
147. Cularahulovada sutta, Bhikkhu Rahula mencapai Arahat.
148. Chachakka sutta, 6 landasan indera, 6 kesadaran, 6 kontak, 6 sensasi, dan 6 nafsu.
149. Mahasalayatanika sutta, sama dengan sutta diatas.
150. Nagaravindeyya sutta, perbedaan Samana dan Brahmana, yang dihormati dan tidak
151. Pindapataparisuddhi sutta, Pengendalian diri ketika menerima Dana makanan
152. Indriyabhavana sutta, perbedaan pengendalian diri arahat dgn orang yg msh berlatih.
Majjhima Nikaya Selesai
 III. SAMYUTTA NIKAYA.
Kumpulan kotbah yang panjangnya beraneka, tetapi umumnya pendek. Terdiri dari 7762 sutta, terbagi menjadi 5 bagian ( Vagga ). Yang dikelompokan lagi menjadi 56 samyutta.
A. Sagatha Vagga, terdiri dari 11 Samyutta :
1. Devata samyutta ; pertanyaan-pertanyaan dari para devata
2. Devaputta samyutta : pertanyaan-pertanyaan dari devaputta
3. Kosala samyutta : Anekdot-anekdot dari raja Pasenadi Kosala
4. Mara samyutta : Perbuatan permusuhan dari Mara kepada S.Buddha dan Siswanya
5. Bhikkhuni samyutta : bujukan dari mara kepada para Bhikkhuni yg tidak berhasil
6. Brahma samyutta : Brahma Sahampati memohon S.Buddha u/membabarkan Dhamma
7. Brahman samyutta : Bharadvaja menjadi pengikut Sang Buddha.
8. Vangisa samyutta : Vangisa membasmi nafsunya.
9. Vana samyutta : Bimbingan para Deva hutan kepada para Bhikkhu yg belum maju.
10. Yakkha samyutta : Pertemuan Setan dengan S. Buddha dan para Bhikkhuni.
11. Sakka samyutta : S. Buddha menjelaskan sifat-sifat Saka Raja para Deva. 
B. Nidana Vagga, terdiri 10 samyutta,
12. Nidana samyutta : Penjelasan tentang Paticcasamuppada.
13. Abhisamaya samyutta : Pembasmian kekotoran batin secara tuntas.
14. Dhatu samyutta : Penjelasan unsure pisik, mental dan abstrak.
15. Anamatagga samyutta : Awal samsara yang tidak terhitung.
16. Kassapa samyutta : Nasehat-nasehat Bhante Kassapa.
17. Labhasakkara samyutta : keuntungan dari kebaikan hati dan pujian.
18. Rahula samyutta : Latihan-latihan Rahula.
19. Lakkhana samyutta : Pertanyaan-pertanyaan dari B. Lakkhana.
20. Opamma samyutta : Perbuatan tidak baik yang bermula dari ketidaktahuan.
21. Bhikkhu samyutta : Nasehat-nasehat S.Buddha dan B. Moggallana kpd para Bhikkhu
C. Khandha Vagga, terdiri dari 13 samyutta,
22. Khandha samyutta : Unsur jasmani dan batin yang membentuk individu.
23. Radha samyutta : Pertanyaan-pertanyaan B. Radha.
24. Ditthi samyutta : Pandangan Khayal yg timbul krn kemelekatan pada unsur-unsur.
25. Okkantika samyutta : Memasuki jalan melalui keyakinan.
26. Uppada samyutta : Munculnya kumpulan yg menimbulkan Dukkha.
27. Kilesa samyutta : Kekotaran batin yang muncul dari 6 indera dan kesadaran.
28. Sariputta samyutta : B. Sariputta menjawab B. Ananda ttg Penjinakkan indera.
29. Naga samyutta : Penjelasan 4 jenis Naga
30. Supanna samyutta : Penjelasan 4jenis Garuda.
31. Gandhabbakaya samyutta : Penjelasan para Deva dan Deva Gandhabba.
32. Valahaka samyutta : Penjelasan makhluk-makhluk halus.
33. Vacchagotta samyutta : Pertanyaan Vacchagotta ttg Metta fisika.
34. Samadhi samyutta : Penjelasan 4 jenis orang yang melatih Jhana.
D. Salayatana Vagga, terdiri dari 10 samyutta,
35. Salayatana samyutta : 6 Indera dan sikap-sikap yg benar terhadap indera tsb.
36. Vedana samyutta : 3 jenis perasaan dan sikap yg benar terhadap perasaan itu.
37. Matugama samyutta : Nasib kaum wanita menurut sikapnya.
38. Jambukhadaka samyutta : Pertanyaan pengembara Jambukhadaka kepada B.Sariputta.
39. Samandaka samyutta :  Pertanyaan pengembara Samandaka kepada B. Sariputta.
40. Moggallana samyutta : Penjelasan B. Moggallan kpd para Bhikkhu ttg Jhana-jhana.
41. Citta samyutta : Indera&objek tdk jahat, melainkan kehendak tdk baik melalui kontak
42. Gamani samyutta : Batasan antara sifat marah dan sifat baik hati.
43. Asankhata samyutta : Tidak terbentuk / Nibbana.
44. Avyakata samyutta : Pertanyaan kpd Khema, Anuruddha, Sariputta dan Moggallana.
E. Maha Vagga, Terdiri dari 12 samyutta,
45. Magga samyutta : Jalan ariya berunsur delapan.
46. Bojjhanga samyutta : 7 faktor penerangan
47. Satipatthana samyutta : 4 dasar perhatian
48. Indriya samyutta : 5 kemampuan indriya
49. Sammappadhana samyutta : 4 macam usaha benar
50. Bala samyutta : 5 kekuatan
51. Iddhipada samyutta : 4 kekuatan batin.
52. Anuruddha samyutta : kekuatan gaib B. Anuruddha yg dicapai lewat kesadaran.
53. Jhana samyutta : 4 macam Jhana.
54. Anapana samyutta : kesadaran dari pernapasan
55. Sotapatti samyutta : Gambaran tentang seorang penakluk arus.
56. Sacca samyutta : 4 kebenaran mulia.
Samyutta Nikaya Selesai.
IV. Anguttara Nikaya.
Anguttara Nikaya ialah kotbah yang meningkat satu butir, yang memuat 9557 sutta pendek, yang terbagi menjadi 11 bagian nipata.
Uraian suttanya lihat Anguttara Nikaya diterjemahkan oleh Dra.Wena, Dra.Lanny dan Endang W, S.P. d. Penerbit Vihara Bodhivamsa, Klaten.
Anguttara Nikaya Selesai.
V. Khuddaka Nikaya.
Khuddaka Nikaya ialah kumpulan kotbah minor atau kecil, terdapat 2 divisi besar Pitaka, yaitu Vinaya Pitaka dan Abhidhamma Pitaka menurut satu pengelompokan. Terdiri dari 15 Buku, yaitu :
I..    Khuddakapatha Pali, terdiri dari :
1. Tisarana.
2. Dasasila.
3. Tiga puluh dua unsure.
4. Kumara Panha.
5. Maha Manggala Sutta
6. Ratana Sutta
7. Tirokudda Sutta
8. Nidhikanda Sutta
9. Karaniya Metta Sutta
II.    Dhammapada Pali, terdiri dari 26 Bab terbagi menjadi 423 Syair.
III.   Udana Pali, terdiri dari 8 Bab terbagi menjadi 80 kotbah inspirasi Sang Buddha.
IV.   Itivutaka Pali, terdiri 112 Sutta, yang dikelompokan menjadi 4 Nipata. Kotbah yang
        Diawali dengan Iti vuttam Bhagavata ( demikian telah dikatakan Sang Buddha ).
V.    Sutta Nipata, terdiri dari 5 Vagga terbagi menjadi 70 sutta, dibagi jadi 1149 syair.
VI.   Vimanavatthu, Tentang kelahiran dialam-alam surgawi dari makhluk-makhluk.
VII.  Petavatthu, Tentang kelahiran di alam-alam Peta.
VIII Theragatha, 1279 Syair dari 264 Thera Arahat.
IX..  Therigatha, 522 Syair dari 73 Their Arahat
X.     Jataka, 547 kehidupan lampau Buddha Gotama.
XI.    Niddesa. Komentar Bhante Sariputta tentang Sutta Nipata dan Abhidhamma.
XII.   Patisambhida Magga, Analisa Bhante Sariputta tentang Vinaya dan Sutta.
XIII. Apadana, Kehidupan lampau Sang Buddha dalam penyempurnaan Parami.
XIV. Buddhavamsa, Kondisi 25 Buddha terakhir.
XV.  Cariya Pitaka, 35 kehidupan lampau Sang Buddha pada siklus dunia terakhir.  
Khuddaka Nikaya Selesai.
Abhidhamma Pitaka.
Ialah kelompok Dhamma uraian tentang Metafisik, Filsafat/ilmu jiwa, kebenaran mutlah. Terdiri dari 42.000 Dhammakkhandha ( Pokok Dhamma ), Terbagi menjadi 7 kitab, yaitu :
1.      Dhammasangani Pali
2.      Vibhanga Pali
3.      Dhatukatha Pali
4.      Puggalapannatti Pali
5.      Kathavatthu Pali
6.      Yamaka Pali
7.      Patthana Pali.
I. Dhammasangani Pali.
Menguraikan perincian Paramattha Dhamma, yaitu etika /sari batin. Terdiri dari ;
  1. Tika Matika : terdiri dari 22 Tika.
  2. Duka Matika : terdiri dari 100 Duka
  3. Suttanta Duka Matika : terdiri dari 20 Sutta
  4. Sunnata Vagga : terdiri dari 10 Sutta
  5. Vibhanga Vagga : terdiri dari 42 Sutta.
  6. Kusala Dhamma.
  7. Akusala Dhamma.
  8. Abyakata Dhamma.
Memuat juga uraian tentang  : 89 / 121 Citta, 52 Cetasika, 28 Rupa Dhatu, 1 Asankhata Dhatu / Nibbana.
II. Vibhanga Pali.
Menguraikan pembagian Paramattha Dhamma yang terdapat dalam buku Dhammasangani.
 Terdapat unsur-unsur pokok mental dan jasmani dimana berlakunya Anicca dan Paticcasamuppada yaitu pada Khandha, Ayatana, Dhatu, Sacca, Indriya dan Paccayakara.
Praktek kehidupan suci yang akan membawa makhluk keluar dari penderitaan, yaitu : Satipatthana, Sammappadhana, Iddhipada, Bojjhanga, Jhana dan Magga.
Pelengkapan dari kedua kelompok diatas, yaitu : Appamanna, Sikkhapada, Patisambhida, Ñana, Khuddhakavatthu dan Dhammahadaya.
III. Dhatukatha Pali. 
Menguraikan unsure-unsur batin dari Paramattha Dhamma. Diskusi tentang gejala-gejala berdasarkan : Khandha,
                                Salayatana,
                                Dhatu.
IV. Puggalapannatti Pali.
Menguraikan tentang Paññātti, Puggala dan Paramattha. Pengelompokan dari watak orang  dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 10.
V. Kathavatthu Pali.
Menguraikan Paramattha Dhamma dalam bentuk Tanya Jawab. 12 Buku tentang 217 pokok-pokok kontroversial, oleh Bhante Tissa Moggaliputta Thera, Ketua konsili III di Pataliputta. Pembahasan tentang Atta dsb.
VI. Yamaka Pali.
             Menguraikan Paramattha Dhamma secara berpasangan ( Tanya jawab ), tentang :
Mula, Khandha, Ayatana, Dhatu, Sacca, Sankhara, Anusaya, Citta, Dhamma dan Indriya.
VII. Patthana / Mahapakarana.
            Menguraikan 24 Paccaya ( hubungan-hubungan antara batin dan jasmani ).
Pertanyaan-pertanyaan tentang syarat/hubungan dengan jawaban-jawaban dalam bentuk Positif, Negatif, Positif-Negatif, Negatif-Positif, masing-masing dalam bentuk Tika, Duka, Kombinasi Duka-Tika, Kombinasi Tika-Duka, Kombinasi Tika-tika dan Kombinasi Duka-Duka.

0 komentar:

Posting Komentar